Psikologi berasal
dari bahasa Yunani, yaitu dari kata psyche yang
berarti “jiwa” dan logos yang
berarti “ilmu”. Jadi secara harafiah, psikologi berarti ilmu yang mempelajari tentang
gejala-gejala kejiwaan.
Namun
dalam perkembangannya, jiwa merupakan hal yang abstrak, tidak ada seorangpun
yang tahu persis bagaimana bentuknya jiwa, jiwa sangat sulit dipelajari
sehingga pengertian tersebbut berubah menjadi “ilmu
yang mempelajari tingkah laku manusia”.
Seperti firman Allah SWT dalam surat Al-Isra yang artinya:
Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang jiwa atau roh, maka
katakanlah bahwa jiwa atau roh itu adalah urusan Tuhan dan kamu tidak diberi
pengetahuan tentang jiwa itu kecuali sedikit saja (Q.S Al-Isra, 17:85).
Kemudian
yang menjadi pertanyaan Apakah jiwa dan roh itu sama?
Ternyata berbeda, roh selalu berhubungan dengan sang Pencipta, roh merupakan
sesuatu yang sifatnya selalu baik. Sedangkan jiwa mempunyai potensi berperilaku
baik atau buruk, jiwa menentukan tindakan yang akan dipilih manusia. Jiwa dapat merasakan
kesenangan, kesedihan, kegelisahan, rasa sakit dan sebagainya, sedangkan
roh tidak
dapat merasakannya. Jiwa ada karena roh dan raga manusia bertemu.
Jiwa adalah daya hidup rohaniyah yang bersifat abstrak, yang menjadi
penggerak dan pengatur bagi sekalian perbuatan pribadi (personal behavior) dari
hewan tingkat tinggi dan manusia. Perbuatan pribadi ialah
perbuatan sebagai hasil proses belajar yang dimungkinkan oleh keadaan jasmani,
rohaniyah, sosial, dan lingkungan. Proses belajar ialah
proses untuk meningkatkan kepribadian ( personality ) dengan jalan berusaha
mendapatkan pengertian baru, nilai-nilai baru, dan kecakapan baru, sehingga ia
dapat berbuat yang lebih sukses dalam menghadapi kontradiksi- kontradiksi dalam
hidup (Abu Ahmadi, 2009:1).
Dapat diambil kesimpulan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya. Dengan
mempelajari psikologi manusia dapat menjelaskan apa, bagaimana, dan mengapa
seseorang berperilaku tertentu. Manusia mampu meramalkan
atau memprediksikan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Dan
pada akhirnya manusia mampu mengendaliikan tingkah lakunya sesuai dengan yang
diharapkan. Tindakan tersebut bisa bersifat preventif (pencegahan),
intervensi, serta rehabilitasi atau perawatan.